Jumat, 20 Maret 2015

menggiring ternak



KATA PENGANTAR

             
          Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah laporan praktikum ini dapat terselesaikan.
          Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dan tujuan praktikum mata kuliah Handling Sapi Perah. Atas pertimbang-an dari hal tersebut, melalui laporan ini penulis mencoba dan berusaha untuk menjelaskan dan menjabarkan secara singkat tentang menggiring ternak, pemasangan tali keluh dan penimbangan.
          Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah terkait dan membantu demi kelancaran dan tersusunnya laporan ini. Tanpa dukungan mereka laporan ini tidak mungkin dapat terwujud dan dapat diselesaikan tepat waktu pada waktunya.
          Akhir kata, Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.


Cianjur, 16 November 2013


          
                Penulis
    Vigur amil ludin sholeh


DAFTAR ISI


DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11



BAB I PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

       Kurikulum program Pendidikan Diploma 3 Agribisnis Sapi Perah kerjasama Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur VEDCA dengan Politeknik Negeri Jember dan PT.Ultrajaya Tbk., dilaksanakan sesuai dengan Strategi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan D3. Dalam rangka meningkatkan wawasan dan memperkaya kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah penanganan (handling) ternak sapi perah, maka perlu dilakukan studi lapangan ke industri-industri yang relevan dengan bidang peminatan.
        Sehubungan dengan hal itu, maka seluruh mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Studi Lapangan / (outsorching) di Industri/ Intansi. Industri tempat studi lapangan ditetapkan berdasakan tuntutan kompe-tensi mata kuliah terkait dan kesesuaian dengan Satuan Acara Perkul-iahan (SAP).
        Melalui studi lapangan / praktik ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan, wawasan, pemahaman dan praktik tentang penangan (handling) ternak sapi di industri.

1.2. Tujuan

       Terdapat beberapa tujuan yang dicapai dari dilaksalakannya Studi Lapangan/praktik (outsorching) ini. Adapun rincian tujuan tersebut adalah :
a.  Meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pemahaman mahasis-wa dalam bidang penanganan (handling) ternak sapi.
b.  Melengkapi kompetensi mahasiswa pada bidang agribisnis sapi perah.
c.   Memahami kegiatan dan melakukan kegiatan handling di industri tersebut.

BAB II

DASAR TEORI


          Penanganan ternak sapi membutuhkan keterampilan. Dalam hal ini, dukungan pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara penanganan (misalnya cara menggunakan tali, cara mengikat, serta cara mengguna-kan alat -alat), perlu  dipahami terlebih dahulu. Hal ini penting sebab pena-nganan ternak sapi sangat jauh berbeda dengan penanganan ternak unggas ataupun ternak domba. Sapi adalah ternak bertubuh besar, memiliki tenaga lebih kuat daripada manusia, memiliki tanduk yang berbahaya  bagi keselamatan orang yang menangani, mempunyai sifat suka menendang, serta memiliki tubuh yang berlipat ganda bobotnya dibanding dengan peternak. Dalam menangani sapi, peternak perlu memiliki pengetahuan mengenali tali temali terlebih dahulu agar bisa merestrain dengan baik (Santosa, 2010).
          Sapi merupakan jenis ternak yang besar dengan tenaga yang sangat kuat. Keberadaan tanduk pada sapi dan juga sifat sapi yang suka menendang juga perlu diperhatikan,  maka dibutuhkan suatu teknik atau keterampilan khusus untuk menangani (handling) sapi terutama ketika akan dilakukan perlakuan khusus sehingga ternak dibawa keluar kandang.


BAB III

METODOLOGI


3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

          Kegiatan outsorching ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 13 dan hari kamis tanggal 14 November tahun 2013 di PT. Pasir Tengah yang berlamatkan di Jl. Raden Okas Bratakusuma, No. 39, RT/RW. 03/30, Kode Pos 43291, Kecamatan Cikalong kulon, Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.

3.2. Alat dan Bahan

No.
Alat
Bahan
1.
Tongkat
Sapi pedet untuk pemberian tali keluh
2.
Peralatan keamanan (sepatu boot)
Sapi yang mau di timbang
3.
Bambu berukuran 20 cm yang sudah diruncingkan ujungnya
Tali tambang yang terbuat dari plastik
4.
Tempat penimbangan

5.
Kandang jepit

6.
Alat tulis


3.3. Metode

          Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan mengelompokan beberapa mahasiswa menjadi 4  kelompok, yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang dan 3 orang.
          Mahasiswa kemudian melakukan observasi langsung ke lapangan. Beberapa hal yang diobservasi adalah teknik menggiring yang dilakukan di industri, pemasangan tali keluh pada ternak sapi, dan penimbangan bobot badan.
          Setelah observasi dan penjelasan singkat selesai mahasiswa melakukan praktek langsung untuk menggiring ternak sapi, pemasangan tali keluh, dan penimbangan bobot badan sapi. Praktek didampingi oleh bapak maha, Beliau merupakan seorang ahli dalam bidang penanganan ternak sapi di PT Pasir Tengah Farm Cikalong Kulon yang secara pasti mengetahui secara keseluruhan mengenai aktivitas di dalam pemeliharaan ternak sapi. Praktek juga diselingi dengan kegiatan tanya jawab (wawancara) sehubungan dengan hal yang dipraktekkan.

3.4. Langkah Kerja

a.  Menggiring ternak dengan tujuan pemasangan tali keluh.
­     Persiapkan jalur yang akan dilalui ternak menuju kandang jepit,
­     Pilihlah ternak yang mau di pasang tali keluh,
­     Giring ternak di jalur yang sudah disiapkan, saat menggiring diusahakan mengacung-acungkan atau memalang-malangkan tongkat kayu agar ternak mau berjalan,
­     Masukkan sapi yang akan dipasang tali keluhnya satu persatu ke kandang jepit.
­     Siapkanlah ternak yang sudah berada di kandang jepit dengan mendorong tuas yang berada tepat di kepala ternak lalu setelah itu tariklah tuas yang berada di bawah kepala sehingga ternak mendangak ke atas.
­     Posisikan bambu pada bagian dalam lobang hidung, raba bagian dalam hidung pilih sekat 2 lubang hidung yang paling tipis barulah bambu tersebut ditusukan.
­     Setelah lapisan tipis tersebut tertembus siapkanlah 2 tali untuk pemasangan tali keluh.
­     Keluarkan ternak dari kandang jepit dan biarkan selama kurang lebih 1 hari untuk pengobatan selanjutnya.

b.   Menggiring ternak dengan tujuan penimbangan
­     Persiapkan jalur yang akan dilalui ternak menuju kandang jepit,
­     Keluarkan15 ternak dari kandang yang mau ditimbang dengan metode sampling (secara acak).
­     Giring ternak di jalur yang sudah disiapkan, saat menggiring diusahakan mengacung-acungkan atau memalang-malangkan tongkat kayu agar ternak mau berjalan.
­     Masukkan ternak ke dalam kandang jepit yang juga berfungsi sebagai tempat penimbangan.
­     Catatlah hasil penimbangan kedalam buku recording.
­     Keluarkan ternak tersebut ke tempat kandang penampungan sementara.
­     Menggiring ternak melalui jalur yang sudah disediakan sampai ke tempat penimbangan,
­     Keluarkan ternak tersebut ke tempat kandang penampungan sementara.
­     Setelah semua ternak selesai, barulah ternak digiring kembali ke dalam kandang dengan cara penggiringan yang sama saat awal penggiringan ke tempat penimbangan.

       


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


          Kegiatan menggiring ternak adalah kegiatan yang paling sering dilakukan saat berada di industri peternakan, entah itu di peternakan sapi potong  maupun perah. Namun menggiring harus mengetahui dan mengerti tekhnik serta tujuan menggiring agar meminimalisir bahaya yang diterima petugas kandang maupun ternak.
a.  Teknik menggiring ternak
F Peternak harus menggunakan pakaian kandang dan perlengkapan kandang yang berfungsi untuk meminimalisir bahaya bagi petugas kandang maupun peternakan.
F Siapkan jalur yang akan dilalui oleh ternak, bersihkan dari benda-benda yang bisa membuat ternak terluka (misal paku atau benda-benda tajam yang berserakan di jalur yang akan di lewati).
F Membawa alat seperti tongkat, bertujuan untuk menghalau ternak agar bergerak.
F Posisikan badan kita tepat di samping belakang ternak, dengan jarak minimal satu 1 meter atau 450 dari kaki belakang. Jangan berada di depan atau di belakang ternak , Karena ternak hanya mampu melihat ke arah bagian samping(kanan dan kiri) depan dan samping belakang. Bila kita berada di bagian depan atau belakang sapi maka ternak tidak melihat, hal itu berpotensi menyebabkan ternak merasa terancam dan melakukan tindakan ekstrim seperti menendang atau menanduk.

b.  Tujuan Menggiring Ternak.
            Menggiring ternak pada saat praktek antara lain sebagai berikut :

o  Menggiring ternak dengan tujuan pemasangan tali keluh.
          Tepatnya pada hari rabu tanggal 13 November 2013,  mahasiswa ASP melakukan kegiatan praktek di PT. Pasir Tengah, di sana diajari cara menggiring dan ada sebagian mahasiswa yang berkesempatan melakukan pemasangan tali keluh pada ternak sapi potong pedet yang akan dikirim.
            Tali keluh yang dikenakan pada ternak sapi dengan cara menembus selaput tipis pada hidungnya dengan menggunakan bambu berukuran 20cm yang sudah diruncingkan ujungnya. Setelah lapisan sekat pada lubang hidung tersebut ditembus, masukkan tali tambang kedalam lubang hidung melingkar ke belakang telinga. Selain bambu, peternak biasa menggunakan besi panas, pisau tajam, atau cincin kawat untuk melubangi hidung ternak terebut.

o  Menggiring ternak dengan tujuan penimbangan.
          Pada hari ke 2 di industri yang sama, mahasiswa mela-kukan hal yang sama yaitu menggiring, tetapi dengan tujuan yang berbeda yaitu penimbangan dengan metode sampling. Metode ini adalah metode dengan cara melihat secara generalisasi bobot badan per kandang dan melakukan penimbangan ternak hanya 10% dari jumlah ternak yang berada dalam satu pen.
          Sama halnya dengan penggiringan yang bertujuan untuk pemasangan tali keluh, tetapi ternak yang digunakan untuk praktek penggiringan ini menggunakan ternak yang baru sekitar 1 bulan sudah berada di kandang itu, ternak tersebut berasal dari australia.
          Ternak yang baru datang perlu persiapan dan mental yang bagus dalam penanganan seperti menggiring, karena ternak tersebut jarang melihat orang, masih bersifat kelompok, serta masih memiliki tingkat arausal yang sangat tinggi.
          Pertama-tama ternak yang mau di timbang dikeluarkan dengan hati-hati satu per satu sampai ternak tersebut berjumlah 10% dari total jumlah dalam satu pen kandang. Barulah ternak tersebut digiring ke tempat penimbangan. Penimbangan di sana menggunakan penimbangan digital yang langsung kelihatan bobot badan ternak. Ternak yang sudah selesai ditimbang dan dicatat hasil penimbangannya masuk ke jalur tempat penampungan sementara sampai semua ternak selesai ditimbang. Setelah semua ternak berkumpul, barulah semua ternak digiring kembali ke kandangnya.





BAB V

PENUTUP


5.1. Kesimpulan

          Dalam praktek yang dilakukan saya menyimpulkan bahwa menggiring ternak tersebut mempunyai teknik-teknik yang disesuaikan dengan keadaan psikologis ternak dan tujuan dari penggiringan tersebut (pemasangan tali keluh dan penimbangan bobot badan).

5.2. Saran

          Dalam melakukan penggiringan sapi, seorang handler harus mengetahui teknik-teknik penggiringan ternak dan yang paling penting mental seorang handler haruslah kuat. Bagaimana menjaga mental tersebut kuat adalah dengan mengetahui teknik-teknik penggiringan yang aman bagi handler namun efektiv.


LAMPIRAN


HASIL DOKUMENTASI

Description: I:\widodo makmur\M@X's 20123684.jpg

Gambar no. 1



Description: I:\widodo makmur\M@X's 20123685.jpg

Gambar no. 2


Description: I:\widodo makmur\M@X's 20123686.jpg

Gambar no. 4


Description: I:\widodo makmur\M@X's 20123690.jpg

Gambar no. 5


Description: I:\widodo makmur\M@X's 20123693.jpg

Gambar no. 5


Description: I:\widodo makmur\M@X's 20123696.jpg

Gambar no. 6




DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar